Selasa, 06 Desember 2011

STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS


PENDAHULUAN
Belajar sains khususnya kimia yang berhubungan dengan zat- zat kimia termasuk materi dan energi tidak hanya sekadar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang lebih penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaandan penelitian ilmiah. Tuntutan kompetensi dalam kurikulum meliputi tiga aspek penting yang harus dimiliki siswa sebagai hasil belajar yaitu pemahaman konsep, keterampilan, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mencakup ketiga aspek tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat menumbuhkan sikap ilmiah, untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan mendasar sehingga konsep yang dipelajari mudah dipahami.
Oleh karena itu pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan yang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan percobaan laboratorium. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai.
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan.
Suatu sekolah yang mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam hendaknya mempunyai laboratorium. Karena dalam pengajaran IPA siswa tidak hanya sekadar mendengarkan keterangan guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi harus melakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajarinya. Karena sifat kegiatan dari pelajaran IPA ini, diperlukanlah ruangan khusus, ialah laboratorium. Dengan laboratorium diharapkan pengajaran IPA dapat dilaksanakan menurut yang seharusnya. Tetapi ini tidak diajarkan tanpa laboratorium.
Pengelolaan laboratorium hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberiankomando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993 )menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian,pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran.Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan ; 2. Penataan; 3. Pengadministrasian; 4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitasyang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan   kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usahauntuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium danpenangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja dilaboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelolalaboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah; 2. Wakil Kepala Sekolah; 3. Koordinator Laboratorium; 4. Penanggung jawab Laboratorium; 5. Laboran.Para pengelola tersebut mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda namun tetapsinergi dalam pencapaian tujuan bersama yang telah ditetapkan. Agar siswa dapat menggunakan laboratorium secara optimal, maka kondisi laboratoriumjuga perlu diupayakan tetap bersih dan nyaman.
.PEMBAHASAN
A.             Pengertian Praktik Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium Biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Salah satu keunikan yang terdapat dalam pelajaran sains dibanding pelajaran lain di sekolah adalah praktik laboratorium. Lalu apa yang dimaksud dengan praktek laboratorium? Secara sederhana ini adalah kegiatan praktek dan eksperimen yang melibatkan guru dan murid serta bahan pembelajaran seperti prosedur percobaan dan pemakaian alat dan bahan, yang biasanya dilakukan di laboratorium sains.

B.                 Tata Letak Laboratorium
Pada penentuan lokasi laboratorium hendaknya dipertimbangkan hal- hal seperti berikut: arah angin, arah datangnya cahaya dan jarak antara bangunan yang satu dengan yang lain. Pertimbangan- pertimbangan itu diberikan agar: polusi udara yang disebabakan oleh percobaan- percobaan dalam laboratorium tidak mengganggu ruangan yang lain, dapat diperoleh penerangan alami yang sebanyak- banyaknya, laboratorium mudah dikontrol dan tidak terlalu jauh untuk dicapai dan ruangan- ruangan kelas lainnya.
Penentuan lokasi laboratorium pada bangunan sekolah yang telah ada biasanya sangat sulit, sebab bangunan laboratorium mempunyai persyaratan- persyaratan tertentu. Biasanya tanah yang tersedia itu tidak ada atau jika ada luasnya tidak cukup dan tidak memenuhi persyaratan. Persyaratan umum bagi suatu laboratorium ialah ruangan cukup luas, penerangan optimal, baik penerangan alami maupun buatan dan sirkulasi udara bersih dan lancar. Menurut buku penuntun perencanaan pembangunan yang diterbitkan oleh proyek penyediaan fasilitas laboratorium sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, Departemen P dan K, persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah yang telah ada adalah sebagai berikut:
a)      Tidak terletak diarah angin, untuk menghindarkan pencemaran udara. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan- ruangan lain.
b)      Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghindari pencemaran sumber air.
c)      Mempunyai saluran pembuangan sendiri, untuk menghindarkan pencemaran saluran air penduduk.
d)     Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan yang lain, untuk memberikan ventilasi dan penerangan alami yang optimum. Jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat, atau kira- kira 3 meter.
e)      Terletak pada bagian yang mudah terkontrol dalam kompleks, dalam hubungannya dengan pencegahan terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya.

Tata letak pengelolaan laboratorium yaitu:
}  Tata letak pengelolaan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi.
}  Kata pengaturan di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan peralatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan.

Tujuan Tata Letak laboratorium antara lain:
}  Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
}  memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.
}  Memaksimalkan penggunaan peralatan.
}  Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal.
}  Mempermudah pengawasan.
C.    Pengelolaan Laboratorium dan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
1.      Pengelolaan Laboratorium
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber dayasecara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.Henri Fayol (1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan,pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
a)      Perencanaa.
b)       Penataan
c)      Pengadministrasian
d)     Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi,bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawabbersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orangyang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untukmengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengaturdan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalutetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjagakeselamatan kerja mencakupusaha untuk selalu mencegah kemungkinanterjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman danketerampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut:
1)      .Kepala Sekolah
2)      Wakil Kepala Sekolah
3)       Koordinator Laboratorium
4)       Penanggung jawab Laboratorium
5)      Laboran

Aspek pengelolaan terdiri dari:
A.    Perencanaan yaitu sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
B.     Penataan pada dasarnya semua peralatan di sekolah dan merupakan milik negara/milik yayasan, sekolah hanya mengelola
C.     Peralatan itu harus dipertanggung-jawabkan harus dilengkapi dengan dokumen pendukungnya (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal, spesifikasi alat/bahan, jumlah).
Agar semua alat dan bahan mudah dideteksi dengan prinsip
1.      mudah dilihat
2.      mudah dijangkau
3.      aman untuk alat
4.      aman untuk pemakai
Penataan dan inventarisasi alat didasarkan pada:
a)      Keadaan laboratorium, yang ditentukan oleh:
·         Fasilitas seperti : ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan
·         Keadaan alat seperti : jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, termasuk alat mahal atau tidak,
·         Keadaan bahan seperti: wujud (padat, cair, gas), sifat bahan (asam/basa) seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering digunakan.
b)      Kepentingan pemakai ditentukan oleh:
v  Kemudahan di cari atau digapai
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat   dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
v  Keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat:
a)      bahan dasar pembuat alat (kaca, logam atau kayu)
b)      bobot alat
c)      kepekaan alat terhadap lingkungan
d)     pengaruh alat yang lain
e)      kelengkapan perangkat alat dalam satu set.

D.    Inventarisasi alat yaitu pencatatan seluruh barang-barang yang ada didalam laboratorium. Dengan adanya inventarisasi yang tepat, semua fasilitas dan activitas laboratoriun dapat terorganisir.
Nilai postif yang dapat diperoleh jika ada inventarisasi laboratorium, antara lain:
1.      Memudahkan penggadaan dan pengecek bahan dan alat.
2.      Mengefisiensikan pengguna budget.
3.      Memperlancar pelaksanaan praktikum.
4.      Memudahkan membuat laporan pertanggung-  jawaban.
Untuk mengetahui tentang keadaan dan keberadaan alat/bahan maka diperlukan perangkat seperti:
v  Buku inventaris.
v  Buku/kartu stock alat/bahan.
v  Buku/kartu daftar alat rusak/bahan habis.
v  Buku daftar usulan penggadaan
v   Alat/bahan (apakah dengan cara dibeli  sendiri atau dropping dari pemerintah).
v  Buku daftar peminjam alat.
Selain itu, strategi pengelolaan laboratorium sain terdiri dari:
1)      Pemberian Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris
Tujuan dan pemberian klasifikasi dan kode barang inventaris adalah untuk memudahkan mengontrol keadaan barang. untuk barang pada umumnya diberi kode dalam bentuk  angka numerik yang tersusun menurut pola tertentu.
2)      Pengelolaan Laboratorium yang Optimal
            Yang dimaksud dengan optimasi ruangan adalah suatu usaha untuk mengoptimasikan pemakaian ruangan sehingga bengkel tersebut secara optimal memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan ruangan
            Berbagai ruangan / laboratorium pendidikan yang befungsi sebagai tempat pelatihan siswa dan bertujuan untuk memberikan keterampilan kejuruan pada siswa, tentu saja laboratorium yang optimum penggunaannya akan memberikan faedah yang sebesar-besarnya kepada siswa yaitu memberikan ketrampilan kejuruan yang handal.
3)      Karakteristik Ruangan yang Dikelola dengan Baik
Karakteristik ruangan yang dikelola dengan baik yaitu:
}  Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran
}  Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya.
}  Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan kerja dan lingkungan semua memenuhi persyaratan.
}  Peralatan / fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan/fasiltias terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan.
}  Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan adanya administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas.
}  Memenuhi kebutuhan psikologis  yaitu secara visual menarik dan menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan lahir batin yang memadai.


Ciri-ciri ruangan/laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :
}  Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% – 80%.
}   Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.
}   Pengelola dan staf ruangan/laboratorium mendapat kepuasan yang optimal.
Untuk mencapai optimalisasi laboratorium, yang dapat dilakukan yaitu :
} Penyusunan Jadwal Pemakaian laboratorium
} Penyusunan Daftar Pembagian Tugas
} Tata Letak Peralatan Yang Efisien
} Pemeliharaan Yang Efektif

4)      Administrasi Inventaris di Laboratorium
Administrasi inventaris di laboratorium yaitu:
}  Inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah.
}  Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
}  Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya dan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
}  Menyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki adalah kewajiban bagi pihak yang bersangkutan. Sistem dan pelaksanaan inventarisasi harus mengikuti peraturan  atau petunjuk yang berlakut.
5)      Pengamanan dan pengawasan
Dalam pembelajaran, untuk memonitor aktifitas siswa kita harus berkeliling melihat monitor mereka, apa saja yang sedang mereka lakukan.
a.       Untuk mempermudah kegiatan pengamanan di laboratorium sekolah, bisa digunakan beberapa software seperti dibawah ini:
}  NetSupport School   http://www.netsupportschool.com/index.asp
b.      Untuk melindungi dari bahaya virus, kita bisa menggunakan :
§  Router Mikrotik Firewall yaitu sistem keamanan yang menggunakan device atau sistem yang diletakkan di dua jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk.
§  Filtering menggunakan DNS Nawala
§  DNS Nawala merupakan layanan gratis yang bebas digunakan pengguna internet yang membutuhkan saringan konten negatif dan berbau pornografi. Selain itu, DNS Nawala juga akan memblokir situs yang mengandung konten berbahaya, seperti malware, phising (penyesatan) dan sejensmya.
§  Hampir semua OS yang umum digunakan (Windows, Mac, Linux) dapat menggunakan ini.
2.      Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain (G.Terry). Untuk mencapai tujuan tersebut, dia membagi kegiatan atau fungsi manajemen menjadi :
a)      Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi :
a.       Apa yang dikerjakan
b.      Bagaimana mengerjakannya
c.       Mengapa mengerjakan
d.      Siapa yang mengerjakan
e.       Kapan harus dikerjakan
f.       Dimana kegiatan itu harus dikerjakan

            Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan risiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium.
b)     Organizing (Organisasi)
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan tingkat daerah (wilayah), di samping memberlakukan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional) perlu dibentuk Komisi Keamanan Kerja Laboratorium yang tugas dan wewenangnya dapat berupa:
1)      menyusun garis besar pedoman keamanan kerja laboratorium
2)       memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana-an keamanan kerja laboratorium
3)      memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja laboratorium
4)      memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin laboratorium
5)      mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu laboratorium
Manajemen keselamatan kerja profesi (PDS-Patklin) ataupun organisasi seminat (Patelki, HKKI) dalam kiprah organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium ini. Anggota organisasi profesi atau seminat yang terkait dengan kegiatan laboratorium dapat diangkat menjadi anggota komisi di tingkat daerah (wilayah) maupun tingkat pusat (nasional). Selain itu organisasi-organisasi profesi atau seminat tersebut dapat juga membentuk badan independen yang berfungsi sebagai lembaga penasehat atau Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium.
c)      Actuating (Pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat.Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untukmelaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.
d)     Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu :
1.      adanya rencana
2.      adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya  disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di laboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan labora-torium yang tugasnya antara lain :
a)      memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium yang baik, benar dan aman
b)       memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium
c)      melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan.
d)      mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium
e)      melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut.

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
1.      Strategi dalam pengelolaan laboratorium sains sangat penting di dalam meningkatkan kualitas laboratorium di sekolah baik SMA maupun SMP.
2.      Dengan adanya pengelolaan laboratorium dalam pengajaran sains, siswa tidak hanya paham dengan konsep saja tetapi terampil dalam mengaplikasikan di masyarakat.
3.      Pengajaran sains melalui metoda praktek lab dapat berperan untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah. Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan yang beragam dan cocok dalam pemakaian metoda praktek laboratorium, hal ini akan dijelaskan lebih lengkap kemudian.
4.      Proses manajemen keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses manajemen umumnya adalah penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan. Dan ketiga hal tersebut (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan saling terkait dalam pengelolaan laboratorium sains.

DAFTAR PUSTAKA
Dalima DAW. Keselamatan Kerja di Laboratorium dan Lingkungan, Penataran  Analis RS    Pertamina, Jakarta, 1-14 Maret 1991.
Soemanto Imamkhasani. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia, Penerbit PT.  Gramedia, Jakarta, 1990.
Juli Soemarsono. Pengamanan Kerja dalam Laboratorium Klinik, Musyawarah Nasional I, Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia, Jakarta, April 1997.
Syukri Sahab MS. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penerbit PT. Sumber Daya Manusia, Jakarta 1997. Pengajaran Sains di Laboratorium (pengalaman dan investigasi) « Blog Pengajaran Sains.htm metode-dan-strategi-pembelajaran.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar